Senin, 03 Desember 2012

Monstah in my throat.

Hai. 

Ini hari senin yang biasa-biasa aja dan malam selasa yang datar-datar aja. *hmm?
Ya, hei! Apa kabar? Bosan nih. Bosan sama tenggorokan sendiri. Tukaran boleh dong?
Hari ini terhitung hari ke 6 sejak tenggorokanku mulai dikunjungi segerombolan hulk *monster ijo di pilem dan buto ijo *semacam mahkluk astral dari Jawa. Oke, you know what I mean.
Bayangkan betapa tersiksanya hidupku belakangan ini. Nelan ga enak. Ngunyah ga nyaman. Napas setengah-setengah. Bolak-balik WC terus. Tissue se-kontainer abis. Sapu tangan kotor semua, dan berbagai penderitaan lainnya. Saya sempat mikir, baru dikasih penyakit sebegini aja ngeluhnya kayak apa. Apalagi nanti penyakit yang lebih....*Naudzubillah  Maafin dinda ya Allah U_U

Mau curhat kalo sebenarnya dari SD *lupa kelas berapa, saya sudah melewati yang namanya OPERASI AMANDEL *sengaja dimerahin fontnya, biat horornya dapet .Waktu itu operasinya di RS Dr.Wahidin, Makassar karna peralatan operasi di Palu saat itu mungkin tidak memadai dan mungkin karna faktor keper....apalah itu, plis kalimat yang ini ga penting. Oke, lanjut! 
Kata om dokter, amandel saya dulu parahnya stadium akhir. Katanya kalo semakin ditunda, saya bisa mati. Karena makanan tidak bisa masuk diakibatkan amandelku yang sebesar kelereng yang mungkin lebih besar lagi yang letaknya di sisi kiri dan kanan tenggorokanku. Silahkan membayangkan.
Atas pertimbangan itulah, kedua orangtuaku dengan yakin dan teguh pendirian akhirnya menerbangkaku ke Makassar untuk operasi. Kebetulan ada kakakku, namanya kak Ciwang yang waktu itu KOAS disitu, jadi dia yang ngurusin semua ini-itu-anu-bla-bla urusan rumah sakit.
Ohya, saya juga melewati berbagai macam pengambilan darah yang saya juga tidak tau dengan pasti apa saja gunanya. Yang saya ingat dengan jelas adalah ada tante suster yang dengan entengnya menggeser jarum yang sudah tertancap di kulitku, karena alasannya ternyata dia salah liat *urat kah, nadi kah, vena kah, semacamnyalah. Miris kan? Itupun dia baru berani menusuk setelah sekitar beberapa menit pasca tanganku dipencet-pencet. Katanya "Aduh, susah sekali dicari ini *urat kah, nadi kah, vena kah, semacamnyalah mu ini dek" | Baaaah, bilang saja nda profesional. Tausah ba harat-__________-

Abis itu nyari kamar yang sialnya kamar yang tempat tidurnya cuma 1 atau 2 semuanya penuuuuuuuuuuuh. Dengan sangat terpaksa, akhirnya waktu itu saya diungsikan ke ruangan yang untuk 4 penghuni. Entah apa nama kamarnya, yang jelas itu buat orangtua saya tidak nyaman. Saya? nyaman-nyaman aja. Karna saat itu aku macih polos, qaqa :3
Untungnya, yang ngisi kamar baru satu orang, lumayan lansia. Saya lupa penyakitnya apa, yang saya ingat cuma pas dia pipis di tempat tidur pake apatuh namanya..ah pokoknya yang modelnya kayak serok sampah, kayaknya -_-V. Dari berbagai momen yang saya lalui bersamanya, saya cuma ingat momen yang itu. Jangan tanya kenapa dan jangan sebut saya mesum.

Nah! dan hari operasi tiba *jeee...jeeeeeng
Mungkin karena dulu saya masih kecil, jadi saya ikhlas-ikhlas saja pas mau operasi, tanpa kepanikan. Cuma nanya pertanyaan kecil aja malamnya seperti "mama sakit?" | "Tidak nak, tidak" dan berbagai pertanyaan tidak penting lainnya.
Pagi-pagi saya sudah dibawa pake kursi roda sama suster. Abis itu saya lupa bagaimana, eh tau-tau saya udah lagi digotong ke ruang oprasi pake tempat tidur dorong-dorongnya rumah sakit, dikerumuni suster-suster lagi. Saat itu, sekali lagi saya katakan saya masih polos...... dan waktu itu saya telanjang bulat-,,,- Tapi dibungkus pake pakean oprasi sih..hehee.. Untung masih kecil -,,,,- dan orang-orang di sepanjang koridor sibuk memandangi saya dengan wajah "Mau diapakan anak ini? Kasian...dia masih polos" atau "Ya Allah, selamatkan anak ini..dia cantik" atau "Ya Allah, anak siapa ini? Dia tegar sekali di detik-detik operasinya". Terus saya berlalu dengan bangga dengan wajah "Jangan khawatirin saya tante, om. Saya kuat, saya bisa. Doakan saya!"

Ruangan yang besar sekali, gelap, suram, sunyi, horor, mencekam itulah ruang operasi. Ini ciyus.
Lampu semuanya mati, yang tersisa hanya lampu operasi yang letaknya pas di atas muka saya dengan jarak yang yah kayak di pilem-pilem lah. Awalnya saya santai-santai aza, belum merasa ngeri, malah saya heran..kenapa banyak suster dan perawat lelaki mengerumuni saya, semacam menenangkan sambil bilang "ndapapa de, nda sakit, sebentar saja" dan "Iya de, tenang ya, ndausah takut, ndausah panik, nda kenapa-kenapa" dengan penuh muka kasian dan pengharapan sambil mengusap-ngusap tangan dan kepala saya secara perlahan seakan hidup saya sebentar lagi akan berakhir di tempat itu-_- Padahal, ekspresi saya dari awal santai loh, ciyus.

Tapi bro. Ngeri itu ketika segala perlengkapan operasi seperti gunting selusin, pingset berapa set, pisau berapa jenis, dan benda-benda tajam lainnya muncul perlahan di depan mata. Rasanya itu.........seakan semua orang dalam ruang operasi itu bergerak dengan gerakan slow motion mendekati tempat saya dengan membawa segala jenis benda tajam itu. Ironis. Ketika percakapan antar perawat itu menggema dengan pelan di telingamu. Seakan hidupmu sudah tidak lama lagi. Seakan semuanya segera berakhir. Ini sungguh, ini tidak bohong, ini suer, ini bahkan lebih ngeri dari apa yang saya ketik. Spontan, saya langsung teriak sejadi-jadinya sambil menangis sekencang-kencangnya. 

Dan seketika...................................saya tidak melihat dan merasakan apa-apa lagi. Gelap..

Mungkin kalau bukan karena teriakan kesakitan pasien di samping saya, saya bakal tetap tertidur sampai dibangunkan-_-. Saya berbalik ke arahnya. Iya, saya sudah selesai operasi. Saya ada di ruangan yang dipenuhi dengan deretan ranjang-ranjang tanpa penghuni. Cuma saya dan pasien itu, disitu. Dia kayaknya abis di amputasi, dia mengerang sambil memegang-megang kakinya. Pandangan saya belum terlalu jelas saat itu. Yang jelas yang saya rasakan, horor bro.
Dan saya? Setelah menoleh ke arah pasien di samping saya itu, saya menelan ludah untuk pertama kalinya setelah sadar yang diikuti dengan teriakan saya yang jauh lebih kencang dari pas liat alat-alat operasi. 

GILAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA SAKITNYA TAK TERDEFINISI !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


Bayangkanlah, bagaimana rasanya benda yang sudah melekat kuat di dinding tenggorokanmu itu di "KEROK" dengan alat-alat operasinya yang tajamnya Allahuakbar. Bukan hanya satu benda, dua malah! Di kiri sama di kanan T_T
Awalnya saya kira leherku mau diiris untuk diambil amandelnya. Jadi, pas saya bangun sudah ada jahitan bekas operasi yang tidak bakal ilang seumur hidupku. Ternyata tidak pemirsa. Operasinya langsung dari mulut. BAYANGKAN COBA BAYANGKAN! Alat operasi itu keluar masuk lewat mulut sekecil ini. Kalau kena sedikit bagaimanaaaaaaaaaa, untung tidak TT__TT

Setelah momen perjuangan hidup dan mati itu, di ruang perawatan saya dibelikan es krim berkotak-kotak sama papa sesuai suruhan dokter <3 Alasannya biar cepat beku daging di tenggorokannya. Biar mengeras kembali *kayaknya sih :p Tapi, jangankan melahapnya. Mencicipinya seujung sendok pun saya tidak mampu. Terlalu sakit bro, sakit :"") Butuh entah berapa lama, baru makan saya normal kembali setelah itu.

Inilah hasilnya sekarang. Amandel saya hilang, insyallah tidak akan pernah muncul lagi. Tapiiiii, resikonya. Daya tahan tubuh saya menurun. Rentan kena penyakit, kayak flu, batuk, radang tenggorokan. Karena kan sebenarnya semua orang emang punya amandel pada dasarnya yang fungsinya sebagai pertahanan tubuh. 
Ini lebih jelasnya :

Amandel dikenal juga dengan nama tonsil merupakan organ yang penting bagi tubuh. Amandel adalah salah satu jaringan limfoid di daerah faring. Fungsi utama jaringan yang letaknya di bagian belakang rongga mulut itu memproduksi sel-sel limfosit yang termasuk bagian dari jenis sel darah putih.
amandel atau tonsil
amandel atau tonsil
Organ ini juga berperan penting dalam tahap-tahap awal kehidupan untuk melawan infeksi selaput lendir di belakang rongga hidung dari udara pernapasan sebelum masuk ke saluran napas bagian bawah. Dari penelitian juga diketahui, tonsil dapat juga memproduksi antibodi yang berperan dalam memproduksi Imunoglobulin A. Antibodi inilah yang membuat jaringan lokal tahan terhadap kuman – kuman penyakit.
Sehingga fungsi amandel ini adalah menjadi benteng pertahanan terdepan yang menangkis serangan kuman penyakit yang masuk melalui pernapasan dan mulut.
Lalu, bagaimana jika dilakukan operasi amandel, akan mempengaruhi daya tahan tubuh? Jawabnya ya. Oleh karena itu, sebisa mungkin amandel sebaiknya jangan dioperasi. Karena tubuh dapat kehilangan salah satu sistem pertahanan tubuhnya. Sehingga tubuh tanpa amandel akan lebih rentan sakit daripada yang ada amandelnya.
Walau demikian, pihak medis pun mempunyai alasan mengapa amandel harus dibuang. Bila penyebab infeksi pada amandel adalah kuman yang berbahaya dan bersifat darurat maka tindakan tersebut mungkin perlu dilakukan

(Source : http://obatamandel.com)

KOMPLIKASI SAMPAI KE GINJAL

Bila infeksi kronis pada amandel sering kambuh dan tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan berbagai komplikasi, antara lain:

1. Abses ( membengkak dan terdapat kumpulan nanah ) pada jaringan sekitar amandel, atau disebut abses peritonsil. Biasanya kondisi ini mengenai salah satu amandel saja dan kebanyakan pada orang dewasa.
Gejala yang muncul: rasa sakit yang hebat saat menelan, bahkan menelan air liur saja sulit. Karena itu air liur bisa meleleh keluar disertai panas badan tinggi.
2. Pada anak-anak, sering terjadi infeksi kronis di rongga-rongga di sekitar hidung ( sinus ).Kondisi ini disebut sinusitis.
Gejala yang muncul: pilek terus menerus dalam jangka waktu cukup lama dan anak mudah terserang batuk.
3. Dehidrasi akibat sulit menelan
4. Terhambatnya jalan nafas karena tonsil membengkak
5. Munculnya demam rematik pada jantung pada kuman amandel yang menyebar ke otot dan katup jantung. Penyakit ini biasanya didapati pada kelompok usia 5-15 tahun.
6. Gangguan ginjal. Meski berbagai kondisi beresiko muncul, sebaiknya orangtua tetap tenang bila si kecil sakit radang amandel. Perlu diingat bahwa tidak semua penyakit amandel perlu di operasi. Kalau perlu di operasi, tunggu waktu yang tepat sesuai saran dokter.

Selengkapnya di...  (Source : http://kupukupudanpelangi.blogspot.com)

Gimana? Bahaya kan? Jangan anggap sepele loh bro. Bahaya loh bro. Makanya jangan suka makan yang pedis, asam, dingin, es krim, gorengan, terlalu panas. Semua yang sedang-sedang aja :-) *padahal semuanya dilanggar,mbwhahahaha
Oke, segini aja curhat colongan hari ini. 
Semoga berguna untuk bekal dunia dan akhirat *eh. 
Selamat malam, dearest readers dan kamu yang entah ada di bumi belahan mana :-)

1 komentar:

  1. itu tau -_- jangan dilanggar lagi yang dilarang2 sama dokter ! hmm

    BalasHapus